Pola makan  yang tinggi kandungan kedelai, yakni isoflavon, diduga mengurangi  risiko kekambuhan kanker payudara terutama pada para penyintas  (survivor) kanker payudara.  
Para  ahli menemukan para survivor kanker payudara yang sudah memasuki  menopause dan rutin mengonsumsi isoflavon dari kedelai, sekitar 42,3  miligram per hari, memiliki risiko kekambuhan kanker lebih rendah  dibanding mereka yang mengonsumsi kedelai dalam porsi lebih kecil, yakni  15,2 mg per hari. 
Kaitan  antara komponen kedelai dan kanker payudara memang belum jelas, namun  para peneliti meyakini isoflavon memengaruhi kadar estrogen dalam tubuh.  Namun penelitian lain menunjukkan efek yang bertolak belakang,  isoflavon justru meningkatkan risiko kanker payudara. 
Menurut  data National Cancer Institute, Amerika, lebih dari 12 persen wanita  yang lahir saat ini akan didiagnosa kanker payudara dalam hidupnya. Para  ahli menduga hal itu salah satunya dipengaruhi oleh pola makan (bahan-bahan kimia beracun kosmetik). 
Orang  Amerika jarang mengonsumsi kedelai. Baru 37 persen saja yang mengonsumsi  makanan atau minuman kedelai beberapa kali dalam sebulan. Sementara itu  di Asia, protein yang berasal dari kedelai menjadi menu makanan  sehari-hari. 
Selama  beberapa tahun para ahli terus mengeksplorasi manfaat kedelai bagi  kesehatan, khususnya penyakit kanker. Penelitian sebelumnya menunjukan  isoflavon dari kedelai, yakni genistein, mampu menghambat efek tamoxifen  (obat terapi sulih hormon pada wanita menopause) dan meningkatkan  pertumbuhan resepstor positif estrogen.
 
