Di dalam kedelai tersimpan segudang zat antioksidan berkhasiat obat. Di antaranya : 
1. Genistein 
2. Daidzein 
3. Fitosterol 
4. Asam fitat 
5. Asam fenolat 
6. Lesitin 
7. Inhibitor protease. 
Kedelai,  terkenal sebagai makanan antikanker. Dalam kedelai terdapat sejumlah  zat yang secara bersama-sama saling menguatkan dalam menghabisi benih  kanker. Senyawa inhibitor protease kedelai, yang punya nama khusus  inhibitor Bowman-Birk, ampuh melumpuhkan berbagai jenis kanker. Daya  bunuh kanker tersebut dibantu serat kasar kedelai, yang kadarnya lumayan  tinggi (2 gram per 100 gram). 
Dalam  hal melawan kanker, inhibitor protease dan serat kasar bekerja sama  dengan genistein. Senyawa satu ini akan menghentikan pembentukan suatu  enzim pemasok “makanan” bagi benih kanker dan merusak lintasan  penyalurannya. Karena pasokan makanannya dihabisi, maka terhenti pulalah  pertumbuhan kanker. 
Itulah  sebabnya mengapa kedelai dipastikan mampu mencegah dan membantu  penyembuhan segala jenis kanker. Dari kanker usus besar, kanker  paru-paru, kanker kulit, kanker payudara, kanker prostat, hingga kanker  darah (leukimia). 
Namun  kemampuannya menumpas kanker akibat membanjirnya hormon adalah paling  top, seperti kanker payudara pada wanita dan kanker prostat pada pria.  Sebab genistein kedelai memiliki khasiat antihormon, terutama  antiestrogen, yang merupakan hormon seks pada wanita. 
Anda  ingat kan produk susu yang belakangan gencar diiklankan di televisi  sebagai “susu pencegah kanker payudara”? Asal tahu saja, susu itu adalah  susu kedelai! Nah, daripada membeli susu yang harganya mahal, kenapa  tidak kita upayakan mencegah kanker payudara dengan makan kedelai saja? 
Makan  kedelai lebih dini dan lebih banyak ibarat mendapatkan vaksinasi  antikanker. Penelitian di AS menyebutkan persentase dewasa muda  penderita kanker di antara remaja yang ketika bayi tidak mendapatkan  makanan formula kaya kedelai ternyata jauh lebih besar daripada anak  sebaya yang memperoleh formula kedelai ketika mereka bayi dan balita. 
Konsumsi  kedelai per kapita penduduk Jepang 31 gram per hari, sedangkan konsumsi  kedelai penduduk AS sangat rendah sampai tak bisa lagi diukur. Hubungan  amat erat antara konsumsi kedelai dengan rendahnya prevalensi kanker  terbukti di sini. Persentase penduduk wanita AS pengidap kanker payudara  fatal 4 kali lipat dari penduduk jepang. Sementara pria AS penderita  kanker prostat 5 kali lipat dari Jepang. 
 
